key: cord-0168677-too00ddb authors: Abdillah, Leon A. title: Web-Based Learning date: 2021-07-26 journal: nan DOI: nan sha: 78b387f2140ef644e007a684b09af1bc38c2ef52 doc_id: 168677 cord_uid: too00ddb Information Technology (IT) has had a number of positive impacts in various fields. In the world of education, IT provides its own style with various modes that may be used. Modern education in the era of globalization and based on Information Technology has transformed towards digital. IT has become the backbone of the modern learning process. The educational process that was previously carried out classically with a direct face-to-face mode has experienced a shift towards distance learning mode. In distance learning mode, students can access lecture material via the internet. Web-based learning is often also called online learning or e-learning because it includes course content and includes all educational interventions that use the internet (or local intranet). "Model Pembelajaran Era Society 5.0" Internet dan World Wide Web atau Web menciptakan sejumlah pilihan pendidikan jarak jauh (Distance Education). Setidaknya ada 5 (lima) macam bentuk Distance Education (Davidson-Shivers, Rasmussen and Lowenthal, 2018) Khusus untuk pembelajaran yang memberdayakan internet dan WWW atau dikenal dengan e-learning memiliki 5 (lima) tipe (Horton and Horton, 2003) , yaitu: 1. Learner-led e-learning. 2. Facilitated e-learning. 3. Instructor-led e-learning. 4. Embedded e-learning. 5. Telementoring and e-coaching. Pada bab ini, penulis akan mengulas "Web-Based Learning" sebagai salah satu trend TI di bidang pendidikan. Pembelajaran berbasis web sering juga disebut online learning atau e-learning karena di dalamnya terdapat konten kursus online (McKimm, Jollie and Cantillon, 2003) dan mencakup semua intervensi pendidikan yang menggunakan internet (atau intranet lokal) (Cook, 2007 Evaluasi untuk e-learning mencakup penilaian peserta didik dan evaluasi instruksi dan lingkungan belajar. Kedelapan dimensi tersebut akan memudahkan para pengembang WBL ketika membangun suatu WBL, baik yang bersifat open source maupun yang dibangun dari awal. WBL menawarkan Virtual Learning Environment (VLE) atau Internet-based Training (IBT) yang komprehensif baik untuk para pendidik maupun peserta didik. Dengan VLE yang berbasiskan TI, memberikan pengalaman baru dana berbeda. Berikut ada sejumlah keuntungan dan kerugian dari penerapan WBL. Adapun keuntungan (advantages) dari model Web-Based Learning (McKimm, Jollie and Cantillon, 2003; Cook, 2007) "Model Pembelajaran Era Society 5.0" 5. Siswa dapat merasa terisolasi secara sosial (social isolation). 6. Desain instruksional yang buruk (poor instructional design) dapat membuat WBL menjadi tidak efektif. Untuk meningkatkan proses belajar mengajar sebaiknya memerhatikan 3 (tiga) area dasar (fundamental) yang meliputi (Song and Kidd, 2009 Moodle adalah salah satu Learning Management Systems (LMS) paling populer untuk model Web-Based Learning. Moodle mungkin paling populer di kalangan perguruan tinggi dan universitas karena Moodle merupakan platform berbasis pengembang kaya fitur yang cocok untuk perguruan tinggi dan universitas dengan anggaran terbatas (Fenton, 2018) . Moodle tidak hanya sebagai salah satu varian WBL atau e-learning, namun Moodile juga bisa dimanfaatkan sebagai fasilitator Knowledge Management Systems (KMS) di bidang pendidikan. Sejumlah fasilitas yang disediakan oleh Moodle memungkinnya untuk menjadi media KMS yang cukup handal. Moodle bisa digunakan untuk Information and Knowledge Sharing dari sumber ke destinasi. Sumber dapat berupa orang atau individu atau kelompok dalam suatu organisasi. Destinasi juga bisa serupa dengan sumber tetapi mereka mungkin dari organisasi yang sama atau dari luar organisasi tertentu (Abdillah, 2014) . Tampilan awal Moodle dashboard nampak seperti Gambar 4.3. Pada bagian "Recently accessed courses" nempak sejumlah mata kuliah yang baru saja diakses. Pada contoh ini ada 4 (empat) mata kuliah yang baru saja diakses, yaitu: 1. Business Process in Procurement. 3. Human-Computer Interaction. 4. Management at Administration. Moodle menyediakan sejumlah features yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan para peserta didik. Fasilitas tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kelompok (Tabel 4.2), yaitu: 1. Activities. "Model Pembelajaran Era Society 5.0" Untuk contoh pada mata kuliah "Analysis and Design Systems" pendidik dapat mengubah periode belajar perminggunya menjadi "01) 15 February -22 February". Artinya, pertemuan pertama dihitung mulai dari tanggal 15 -22 Februari. Kemudian dengan menggunakan fasilitas "Label" dapat menampilkan "Label" untuk pertemuan pertama berupa "01) INTRODUCTION". ZOOM Meetings dilibatkan sebagai media tatap muka secara online. Selanjutnya screen shoot dari ZOOM Meetings ditampilkan sebagai bukti bahwa telah berlangusng perkuliahan secara online pada pertemuan 01. Jika diperlukan, Moodle juga memiliki fasilitas Unified Resource Locator (URL) untuk memasukkan link materi dari sumber-sumber lainnya. Interaksi dengan para peserta didik juga bisa memanfaatkan fasilitas "Forum". Sedangkan materi perkuliahan dibuat dalam bentuk Portabel Document Format (PDF) yang disematkan melalui fasilitas "File". Gambar 4.4 menampilkan contoh pertemuan pada Moodle yang dikombinasikan dengan aplikasi ZOOM Meetings, sehingga perkuliahan dapat berjalan dengan mode "Blended Learning" juga. ZOOM Meetings (L. A. Abdillah, 2020) digunakan untuk melakukan pertemuan tatap muka secara online dengan para peserta didik (synchronous). Fasilitas "Forum" dimanfaatkan untuk menerima respon dari para peserta didik secara asynchronous. "Model Pembelajaran Era Society 5.0" Varian lain dari WBL ada dengan memanfaatkan blog platforms seperti WordPress. Open-source technologies seperti WordPress membawa serta akses ke komunitas dukungan yang komprehensif, termasuk pembaruan gratis, teknologi terkini, dan berbagai alat untuk penyesuaian yang dibuat dan ditawarkan (kebanyakan) secara bebas oleh komunitas (Roseth, Akcaoglu and Zellner, 2013) . Dengan menggunakan WordPress, para pendidik dapat dengan mudah dan fleksibel menampilkan materi-materi kurssu yang akan disampaikan kepada para peserta didik. Pada contoh kali ini, blog dengan menggunakan WordPress dimanfaatkan untuk menampilkan daftar materi per mata kuliah yang tidak hanya bisa diakses oleh para peserta didik, namun juga bisa diakses oleh public. WordPress memiliki fasilitas berupa "Page" untuk mengelompokkan sejumlah "Post" dari masing-masing materi kursus. Pada contoh yang nampak seperti pada Gambar 4.5, daftar kursus atau mata kuliah untuk satu semester di-list berupa label mata kuliahnya. Label tersebut berisikan hyperlink ke halaman "Page" dari masing-masing mata kuliah. "Model Pembelajaran Era Society 5.0" Setiap mata kuliah akan berisikan informasi seputar konten dari mata kuliah tersebut. Salah satu cara untuk menarik mahasiswa misalnya dengan menampilkan overview dari mata kuliah yang bersangkutan dengan menggunakan infografis (Gambar 4.6). di infografis tersebut berisikan: Descriptions, Prerequesite Courses, Assesments, Lengths, Tools, dan References. "Model Pembelajaran Era Society 5.0" Web 2.0 membuka sejumlah aplikasi yang selanjutnya menjadi trend di dunia internet. Social Media muncul sebagai salah satu instance aplikasi berbasiskan internet yang banyak diminati oleh para penggunanya. Media sosial sebagai salah satu aplikasi internet menawarkan banyak manfaat bagi sistem pembelajaran modern. TI telah mengubah cara gaya dan pendekatan belajar. Media sosial dapat digunakan untuk mendukung TI atau cyber universities (Abdillah, 2016) . Berbagai platforms bermunculan dengan keunggulaan dan ciri khasnya masing-masing. Pada sub-bab ini akan diulas pemanfataan Facebook dalam pembelajaran berbasiskan web. Facebook telah menjelma menjadi rajanya social media, bahkan menjadi salah satu icon di dunia TI yang memiliki sangat banyak penggunanya. Facebook adalah jejaring sosial pertama yang melampaui 1 (satu) miliar akun terdaftar (L. Abdillah, 2020) . Walaupun Facebook tidak secara khusus dibuat untuk kepentingan pendidikan, namun Facebook memiliki sejumlah fasilitas yang bisa diatur menjadi semivitual learning environment. Fasilitas yang bisa digunakan untuk membuat virtual class adalah "Group". Pendidik dapat mengatur Facebook Group (FBG) menjadi private. Para peserta didik harus join untuk bisa masuk ke FBG tersebut melalui URL-nya. "Model Pembelajaran Era Society 5.0" Pada contoh Gambar 4.7, FBG dimanfaatkan untuk menerima pengumpulan tugas mahasiswa. Para mahasiswa mengerjakan tugas kelompok yang disimpan di "DropBox". DropBox digunakan untuk menyimpan laporan kelompok siswa (Abdillah, Sari and Indriani, 2018) . Kemudian, URL dari DropBox dikumpulkan di FBG mata kuliah yang bersangkutan. "Model Pembelajaran Era Society 5.0" Salah satu kegiatan terpenting pada suatu perkuliahan adalah aktivitas evaluasi atau ujian. Evaluasi bisa berupa Ujian Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS), atau Ujian Akhir Semester (UAS). Nilai atau skor yang didapat dari ujian-ujian tersebut dapat digunakan oleh para pendidik untuk memetakan capaian para peserta didik dalam bentuk nilai (angka atau huruf). Pada mode Web-Based Learning Evaluation menggunakan "Google Forms", para pendidik dapat membuat skema evaluasi secara online baik untuk skema ujian synchronous maupun asynchrinous (Gambar 4.8). Pada ujian menggunakan Google Forms, para pendidik dapat menggunakan sejumlah pilihan format untuk soalnya. Google Forms menyediakan pilihan feedback untuk jawaban pertanyaan-pertanyyan dalah bentuk: Setiap soal juga bisa diberi bobot, sehingga setelah para peserta didik submit ujiannya, Google Forms dapat secara "Model Pembelajaran Era Society 5.0" otomatis menghitung total skor yang didapat. Fasilitas ini sangat membantu proses pemberian nilai atau marking. Google Forms juga dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan rekapitulasi dalambentuk bagan-bagan sehingga memudahkan proses analisis evaluasi hasil ujian para peserta didik. Google Forms Collaborating Digital Social Media for Teaching Science and Arabic in Higher Education during COVID-19 Pandemic Computer science students simulation in capturing tacit knowledge by using NGT for reducing traffic jam Web-Based Education: Learning from Experience The Development of Web-Based Learning using Interactive Media for Science Learning on Levers in Human Body Topic Web-based learning: Pros, cons and controversies Web-based Learning: Design, Implementation and Evaluation The Best (LMS) Learning Management Systems E-learning Tools and Technologies: A consumer's guide for trainers, teachers, educators, and instructional designers Managing E-Learning Strategies: Design, Delivery, Implementation and Evaluation Web based learning Blending Synchronous Face-to-face and Computer-Supported Cooperative Learning in a Hybrid Doctoral Seminar Handbook of Research on Human Performance and Instructional Technology Abdillah, L. (2020)